Jumat, 26 September 2014

Pemakaian Kaos Kaki

                                                  OPINI

Berdasarkan pengamatan saya, rata rata siswa di sekolah saya yaitu SMP Pius Gombong belum dapat menggunakan kaos kaki dengan baik.Banyak siswa yang menggunakan kaos kaki dan tidak sesuai dengan aturan.Di sekolah juga menganjurkan untuk menggunakan kaos kaki dengan baik dan benar.Tetapi banyak sekali siswa yang melanggar aturan.Menurut pengamatan saya siswa yang belum menggunakan kaos kaki dengan benar itu karena takut dibilang cupu,enggak trend,dan gak gaul.Berbagai alsan yang menurut saya kurang masuk akal.Dan hal ini membuat saya memikirkan beberapa pertanyaan sebagai berikut :


1.Mengapa siswa tidak menggunakan kaos kaki dengan benar?

2.Dan apa alasan siswa tidak menggunakan kaos kaki dengan benar?


Mungkin bukan hanya saya yang memikirkan pertanyaan seperti ini,saya sangat ini penggunaan kaos yang benar dapat diterapkan di SMP saya.

Karena menurut saya menaati peraturan itu baik dan penggunaan kaos kaki yang benar ini juga akan menimbulkan hal yang baik dan dapat dilihat oleh khalayak masyarakat bahwa sekolah kami SMP Pius Bakti Utama Gombong biasa untuk panutan.

Jumat, 19 September 2014

Jurnalistik

HARDNEWS
Harga BBM naik Rp 1.000, banyak infrastruktur bisa dibangun
Merdeka.com - Bank Indonesia terus mendorong pemerintahan baru yang dikomandoi presiden terpilih Joko Widodo dan wakil presiden terpilih Jusuf Kalla untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. Dana yang bisa dihemat jika kebijakan itu diambil, diperkirakan mencapai Rp 30 triliun.
Dengan menaikkan harga BBM subsidi, anggaran yang berhasil dihemat bisa dialihkan ke sektor produktif, salah satunya infrastruktur.
Untuk itu pemerintah terus didesak untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. Dengan menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 1.000 per liter saja, banyak infrastruktur yang bisa terbangun. Salah satunya jalur kereta.
"Untuk bangun jalur kereta hanya butuh Rp 9,8 triliun," ujar Pengamat Ekonomi UGM Denni P Purbasari di kantor GP Anshor, Jakarta, Jumat (19/8).
Dia menyebut, dengan anggaran Rp 9,8 triliun bisa membangun jalur kereta sepanjang 436 kilometer (km) dan bisa selesai hanya dalam janmkgka waktu 2 tahun.
"Itu jalurnya sudah seperti dari Cirebon hingga Surabaya. Ini bisa dibangun di Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera. Kita kan juga butuh trans Sumatera, kenapa tidak bangun itu," jelas dia.
Tidak hanya itu, anggaran subsidi juga dapat digunakan untuk membangun banyak pembangkit listrik di Indonesia. "Pembangkit listrik itu cuma butuh Rp 1 triliun, itu 5 tahun lalu. Kalau sekarang anggap saja Rp 1,5 triliun hingga Rp 2 triliun. Itu sudah yang panas bumi, sudah hemat solar, tidak butuh BBM tetapi bisa menerangi seluruh Indonesia," ungkapnya.
(mdk/noe)

Sumber: m.merdeka.com/uang/harga-bbm-naik-rp-1000-banyak-infrastruktur-bisa-dibangun.html

SOFTNEWS


Hingga H+1, Jumlah Penerbangan Domestik Meningkat

RABU, 22 AGUSTUS 2012 | 15:59 WIB

TEMPO.COJakarta - Kementerian Perhubungan menyatakan jumlah penerbangan rute dalam negeri sejak H-7 hingga H+1 Lebaran 2012 ini meningkat dibanding periode yang sama pada 2011. 

"Peningkatan sebesar 12,53 persen untuk jumlah penumpang penerbangan dalam negeri," kata Ketua Harian Shift II Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu Kementerian Perhubungan, Adolf R. Tambunan, dalam laporannya, Rabu, 22 Agustus 2012. Hingga H+1 Lebaran ada sebanyak 1.661.913 penumpang. Pada tahun lalu, hingga H+1 Lebaran, tercatat ada 1.476.892 penumpang. 

Tak seperti rute dalam negeri, jumlah penumpang untuk penerbangan internasional menurun 0,32 persen. Tahun lalu, jumlah penumpang penerbangan internasional mencapai 324.713 orang. Pada tahun ini, sampai H+1 Lebaran, jumlah tersebut berkurang menjadi 323.664 orang.

Pada H+1 Lebaran tahun ini, jumlah penumpang domestik di 19 bandara meningkat 13,3 persen. Ada 138.060 penumpang domestik pada H+1 Lebaran yang bepergian melalui 19 bandara. Tahun lalu, jumlah penumpang pada periode yang sama tercatat 121.850 orang.

Kenaikan jumlah penumpang tertinggi untuk rute domestik terjadi pada H-1 Lebaran tahun ini, yaitu 22,85 persen. Pada H-1 Lebaran tahun 2011, penumpang penerbangan domestik sebanyak 145.792 orang. Jumlah tersebut naik menjadi 179.112 orang pada H-1 Lebaran tahun ini.

Seperti rute penerbangan dalam negeri, jumlah penumpang rute internasional pun mengalami peningkatan, yaitu sebanyak 15,84 persen. Dari tiga bandara, jumlah penumpang rute internasional pada H+1 Lebaran naik dari 17.000 orang menjadi 19.693 orang. 

Persentase kenaikan jumlah penumpang dengan rute internasional pada H+1 Lebaran menjadi yang tertinggi sejak H-9 Lebaran tahun ini.
 
MARIA YUNIAR


Sumber:ramadan.tempo.co/read/news/2012/08/22/151424900/Hingga-H1-Jumlah-Penerbangan-Domestik-Meningkat

PARAGRAF FAKTA

Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional, 11 Direksi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengajar secara serentak di 11 sekolah menengah atas (SMA) di seluruh Indonesia. Kegiatan ini juga merupakan dukungan atas
Gerakan Direksi Mengajar yang dicanangkan oleh Kementerian BUMN. Para direksi tersebut mengajar di sekolah yang dulunya merupakan tempat para direksi pernah mengenyam pendidikan SMA atau sekolah yang telah ditentukan oleh BRI
Sumber: kompas.com

PARAGRAF OPINI


Urbanisasi di Indonesia

Saratri Wilonoyudho

DUA hari berturut-turut (15 dan 16 April) Kompas menyajikan dua tema menarik tentang pertumbuhan kota di Jawa yang mengarah kepada megapolitan, seperti Jabodetabekjur, Bandung Raya, Kedung Sepur, dan Gerbangkertasusila. Megapolitan yang membentang dari arah barat sampai timur diperkirakan akan ”menyatu” sehingga Jawa akan menjadi pulau kota. Kecenderungan serupa juga terjadi di seputar Kota Medan, Palembang, Makassar, dan sebagainya.

Data Badan Pusat Statistik (1995 dan 2005) menunjukkan, proporsi penduduk perkotaan di Indonesia makin besar, 22,3 persen pada 1980 menjadi 30,9 persen pada 1990 dan 43,11 persen pada 2005. Yang menjadi masalah, urbanisasi ini akan menimbulkan berbagai efek negatif, seperti terkikisnya lahan- lahan subur di sekitar kota besar (spread effect), dan permasalahan dalam kota, seperti kemacetan lalu lintas, degradasi lingkungan, sanitasi, dan banjir.

Ditinjau dari letak pulau, maka di Pulau Jawa proporsi penduduk perkotaan mencapai angka 70 persen dan di Luar Jawa hanya 26 persen. Angka tersebut relatif konstan hingga saat ini.

Kota yang didominasi jumlah penduduk yang besar adalah Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya, dan Semarang. Indeks primasi Jakarta terhadap empat kota besar lain juga masih tinggi, yakni 0,56 pada 1980 dan 0,58 pada 1990, dan menurun menjadi 1,41 pada 2005.

Pola-pola keruangan di Jawa masih mengarah kepada bentuk koridor, misalnya koridor Jakarta-Semarang melalui Cirebon, Semarang-Yogyakarta, dan Surabaya-Malang.

Kota-kota kecil di antara dua kota besar atau lebih pada umumnya hampir menyatu sehingga boleh dikatakan kota-kota kecil tersebut perannya melemah. McGee menyebutnya sebagai fenomena ”desa-kota”, dan fenomena ini dapat diamati dalam kerangka region-based urbanization dan bukannya sebagai city based.

Kesenjangan

Fenomena ini menunjukkan bahwa dalam pembangunan kewilayahan, meningkatnya urbanisasi terkait dengan isu, terutama terkait dengan masalah ”kesenjangan wilayah” (regional imbalances).

Banyak indikator yang digunakan untuk memperlihatkan bahwa sebuah wilayah dianggap lebih maju dibandingkan dengan wilayah yang lainnya.
Hill (1993), misalnya, menyebut indikator yang bersifat statis, seperti Indeks Pembangunan Manusia (human development index), Indeks Kualitas Kehidupan secara Fisik (physical quality of life index), dan laju produk domestik regional bruto (PDRB).

Dari uraian itu tampak bahwa pembangunan kewilayahan terkait erat dengan sistem ekonomi-politik sebuah negara. Hal ini juga disepakati oleh Hill (1996), bahwa dengan kebijaksanaan pusat akan terjadi sebuah keputusan untuk mengembangkan wilayah mana saja, dan akan ”mengorbankan” wilayah yang lain. Pada masa Orde Baru, untuk mengembangkan sebuah wilayah dianut konsep kutub pertumbuhan.

Konsep ini, menurut Douglass (1998), dilakukan dengan jalan mengalokasikan investasi yang tinggi di sektor industri di pusat kota yang besar. Harapannya, pertumbuhan ekonominya dapat menyebar dan membangkitkan pembangunan wilayah di sekitarnya (spread effect dan trickle down effect). Asumsinya, barang-barang yang dihasilkan diekspor ke luar dan pusat-pusat metropolitan untuk menjadi ”mesin pembangunan” (engine of development).

Konsep kutub pertumbuhan mengasumsikan bahwa dengan industrialisasi diharapkan akan muncul peluang kerja dan mampu menampung luapan kerja dari sektor pertanian.

Di negara-negara berkembang diasumsikan ada produk pertanian yang dapat dipacu produktivitasnya sehingga akan memperluas kesempatan kerja dan pendapatan. Dari titik inilah diharapkan tumbuh usaha kecil menengah usaha farm, ada pergerakan modal, ada kredit, dan teknologi dengan riset.

Tidak cocok

Dalam kenyataannya, strategi kutub pertumbuhan ini tidak cocok di negara-negara berkembang seperti Indonesia, karena ada dualisme antara sektor pertanian dan industri. Pada satu sisi sektor pertanian lahannya,− terutama di Jawa, −sangat sempit karena ada fragmentasi atau pewarisan.

Pada sisi lain, sektor industri sangat padat modal dan berorientasi kepada substitusi impor. Teori-teori dari Boeke (1961) tentang dualisme sektor ekonomi ataupun dari Geertz tentang involusi pertanian banyak menjelaskan tentang kemiskinan dan peluang kerja di pedesaan.

Dari sketsa tersebut tampak bahwa kalau negara-negara maju mengalami proses yang simultan antara sektor pertanian dan sektor modern, maka negara-negara berkembang seperti Indonesia tidak demikian.

Di negara-negara berkembang—kecuali Tiongkok—industri yang dikembangkan adalah industri substitusi impor, dan pusat kapitalisme tetap ada di New York, Berlin, London, atau Tokyo. Wajar jika modernisasi pertanian terhambat dengan serius. Bahkan untuk urusan kedelai atau gula, negeri ini harus impor.

Sebagai penutup, kesenjangan wilayah harus dipecahkan dengan konsepsi kuat untuk jangka waktu yang panjang, yang dilandasi keadilan sosial.

Daerah-daerah yang kurang berkembang didorong dengan mobilisasi seluruh kelembagaan, dengan kemampuan aparatur daerah yang terampil dan memiliki visi-misi ke depan yang jelas. Kesemuanya mestinya dijalankan dalam sebuah jaringan (networking) yang erat.

Masalahnya, bangsa ini banyak dijejali pejabat dan kepala daerah yang bermental pedagang, yang kurang bergairah mengembangkan wilayahnya. Kegemaran impor berbagai komoditas merupakan indikatornya.

Saratri Wilonoyudho, Ketua Koalisi Kependudukan Jawa Tengah

CERBUNG "Si Anak Hutan"


*Part 1
 
   Di suatu hutan yang sangat lebat hiduplah seorang bocah kecil berambut panjang,berkulit hitam manis,dan bertubuh tinggi. Ia bernama Vela. Ia hidup sendiri ditengah hutan lebat yang sangat jauh dari perkotaan. Hidup Vela tergantung pada hasil disekitar hutan. Pada suatu hari datanglah beberapa orang dari perkotaan melihat lihat semua isi hutan. Vela terlihat gugup dan takut melihat orang orang itu, karena sebelumnya ia tidak pernah bersosialisasi dengan orang orang di perkotaan. Ia hanya bersosialisasi dengan orang orang desa disekitar hutan itu. Segerombolan orang orang itu berbicara sangat serius, namun ada seorang pengusaha yang menatap Vela dan meninggalkan segerombolan itu. Seorang pengusaha itu bernama Bapak Rama. Ia menatap Vela dengan tajam dan bertanya tanya. Bapak itu pun mulai mengajak Vela berbicara.

Kamis, 04 September 2014

Gamelan Jawa

Gamelan jawa mungkin anak remaja disaat ini belum bisa menggunakannya padahal gamelan jawa itu budaya jawa yang sangat bagus dan hanya indonesia saja yang bisa membuatnya.Memang gamelan jawa adalah alat musik tradisional tetapi jangan di lupakan juga yaa masa negara lain saja bisa main gamelan masa kita sebagai bangsa indonesia khususnya yang orang jawa tidak malah tidak bisa bermain gamelan.
Gamelan Jawa adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Musik yang tercipta pada Gamelan Jawa berasal dari paduan bunyi gong, kenong dan alat musik Jawa lainnya. Irama musik umumnya lembut dan mencerminkan keselarasan hidup, sebagaimana prinsip hidup yang dianut pada umumnya oleh masyarakat Jawa.
Gamelan Jawa terdiri atas instrumen berikut:
  • Kendang
  • Bonang
  • Bonang Penerus
  • Demung
  • Saron
  • Peking (gamelan)
  • Kenong & Kethuk
  • Slenthem
  • Gender
  • Gong
  • Gambang
  • Rebab
  • Siter
  • Suling
  • Kempul

Sejarah Wayang Kulit

WAYANG adalah salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol di antara banyak karya budaya lainnya. Budaya wayang meliputi seni peran, seni suara, seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, dan juga seni perlambang. Budaya wayang, yang terus berkembang dari zaman ke zaman, juga merupakan media penerangan, dakwah, pendidikan, hiburan, pemahaman filsafat, serta hiburan.
Menurut penelitian para ahli sejarah kebudayaan, budaya wayang merupakan budaya asli Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Keberadaan wayang sudah berabad-abad sebelum agama Hindu masuk ke Pulau Jawa. Walaupun cerita wayang yang populer di masyarakat masa kini merupakan adaptasi dari karya sastra India, yaitu Ramayana dan Mahabarata. Kedua induk cerita itu dalam pewayangan banyak mengalami pengubahan dan penambahan untuk menyesuaikannya dengan falsafah asli Indonesia.
Penyesuaian konsep filsafat ini juga menyangkut pada pandangan filosofis masyarakat Jawa terhadap kedudukan para dewa dalam pewayangan. Para dewa dalam pewayangan bukan lagi merupakan sesuatu yang bebas dari salah, melainkan seperti juga makhluk Tuhan lainnya, kadang-kadang bertindak keliru, dan bisa jadi khilaf. Hadirnya tokoh panakawan dalam_ pewayangan sengaja diciptakan para budayawan In­donesia (tepatnya budayawan Jawa) untuk mem­perkuat konsep filsafat bahwa di dunia ini tidak ada makhluk yang benar-benar baik, dan yang benar-benar jahat. Setiap makhluk selalu menyandang unsur kebaikan dan kejahatan.
Dalam disertasinya berjudul Bijdrage tot de Kennis van het Javaansche Tooneel (1897), ahli sejarah kebudayaan Belanda Dr. GA.J. Hazeau menunjukkan keyakinannya bahwa wayang merupakan pertunjukan asli Jawa. Pengertian wayang dalam disertasi Dr. Hazeau itu adalah walulang inukir (kulit yang diukir) dan dilihat bayangannya pada kelir. Dengan demikian, wayang yang dimaksud tentunya adalah Wayang Kulit seperti yang kita kenal sekarang.

Kopi Joss

Saat mengunjungi Yogyakarta, sempatkanlah mengunjungi Angkringan Lik Man. Ada kopi joss yang sangat terkenal di kalangan para traveler karena rasa dan cara pembuatannya yang khas.

Berjalanlah ke utara dari arah Malioboro atau Stasiun Tugu hingga menemukan jalan kecil ke arah barat, kemudian berbelok. Di sana Anda akan menemukan Angkringan Lik Man yang berada di sebelah kiri jalan. Cirinya, ada dua buah bakul yang dihubungkan dengan bambu, anglo dengan arang yang membara, serta deretan gelas yang ditata.

Angkringan Lik Man menyajikan banyak makanan dan minuman khas Yogyakarta. Harganya memang jauh lebih murah dari harga makanan dan minuman di restoran mewah. Namun, kualitasnya dijamin tidak kalah lezat dan nikmat. Apalagi suasannya yang sangat bersahabat, berbeda dengan suasana yang kaku di restoran.

Minuman khas di Angkringan Lik Man dan menjadi favorit bagi traveler jika berkunjung ke Yogyakarta adalah kopi joss. Kopi joss dibuat dengan gula, kopi bubuk dan diseduh dengan air mendidih, lalu ditambahkan dengan arang panas. Saat arang panas dicelupkan, maka terdengarlah bunyi josss pada kopi Anda. Rasanya yang khas dan panas akan menemani Anda menikmati kota Yogyakarta di malam hari.

Kopi joss telah menjadi minuman khas Angkringan lik Man dari tahun 1960-an. Kopi ini berkhasiat menghilangkan penyakit seperti kembung, mules, dan telah menjadi obat sakit perut. Bahkan ada beberapa tokoh yang datang ke Angkringan Lik Man untuk mencoba sendiri kopi joss, yaitu Emha Ainun Nadjib, Bondan 'Maknyuss' Winarno, bahkan Butet Kertarajasa.

Dengan membawa uang Rp 10.000, sudah lebih dari cukup untuk menikmati sajian hangat dan berkhasiat dari kopi joss, mengisi perut dengan sego kucing, dan bercengkrama dengan teman baru. Tempat yang sempurna untuk menutup malam Anda di Yogyakarta.


 Monggoh Dicobii maknyuss loo

Expired

Expired terbentuk tanggal 08-06-2014 beranggota enam orang yaitu Krisna,Dewi,Inge,Lung2,Ari dan Icha. Mungkin kata Expired memang aneh didengar, tetapi tidak bagi kami berenam. Expired sangat bermakna bagi kami dengan membentuk grup ini kami jadi lebih akrab dan mengerti satu sama lain, di Expired kami menjadi lebih terbuka satu sama lain. Suka maupun duka kami lewati bersama sama.
Bermain selalu bersama,bercanda bersama, tawa bersama, dan ngegokil bersama.Tak mudah untuk kami jalani perbedaan yang berarti dan tak mudah untuk kita lewati rintangan sili berganti, kau masih disini kita masih disini tunjukan pada dunia arti SAHABAT kau teman sehati KITA TEMAN SEJATI hadapilah dunia tetap tersenyum. We are EXPIRED!!!!!